Pelaksana kontruksi
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
Uraian Umum
Dalam sebuah proyek konstruksi jalan, manajemen yang baik sangat diperlukan khususnya Manajemen Konstruksi yang sangat berpengaruh terhadap proses konstruksi. Manajemen Konstruksi ada untuk mengelola dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Manajemen Konstruksi melakasanakan beberapa tahapan yaitu memonitoring, mengawasi, menilai dan mengevaluasi pekerjaan. Penyimpangan yang terjadi dari salah satu hasil kegiatan pengawasan dapat berakibat hasil konstruksi tidak sesuai dengan rencana awal. Dalam sub bab dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana pelaksanaan Manajemen Konstruksi dalam sebuah proyek jalan.
Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan cara yang dapat mengendalikan proyek, dimana harus dapat membuat siklus manajemen sehingga proyek dapat terlaksana dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan. Selain itu pemakaian material, peralatan, dan tenaga kerja dapat dioptimalkan.
Metode Pekerjaan
Pekerjaan Pondasi
Pada proyek pelebaran jalan ini pondasi yang digunakan adalah cerucuk galam dengan ukuran diameter 10 cm dan panjang 4 m dengan spasi 40 cm. Cerucuk galam ditanam mulai dari kedalam 87 cm dari permukaan tanah yang digali terlebih dahulu menggunakan excavator. Biasanya cerucuk galam ditumbuk menggunakan alat yang bernama kepala babi, namun pada proyek kali ini galam ditumbuk menggunakan bucket excavator untuk mempercepat pekerjaan.
Gambar 3.1 Proses Pekerjaan Pondasi
(sumber : Dokumentasi Pribadi,2019)
Pengamparan Geotekstil
Pengamparan Geotekstil dilakukan diatas permukaan galian yang sudah terpasang cerucuk galam.
Gambar 3.2 Proses Penghamparan Geotekstil
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pengamparan Timbunan Pilihan Berbutir dan Lapis Pondasi Atas (LPA)
Pekerjaan pengamparan timbunan pilihan berbutir dan LPA di mulai dengan mengangkut material menggunakan dump truck yang kemudian material tersebut ditumpuk pada beberapa titik agar lebih mudah meratakannya saat pengamparan. Pengamparan dibantu dengan alat-alat berat seperti dump truck, excavator, motor grader dan vibrator roller.
Gambar 3.3 Proses Pengurugan Timbunan LPA
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pekerjaan Aspal
Pekerjaan penghamparan aspal hanya boleh dilakukan pada saat cuaca cerah, alat pengangkut (Dump Truck) harus menggunakan penutup terpal agar suhu aspal tetap terjaga hingga tiba di lokasi pekerjaan. Suhu diatas dump truck (suhu pasokan ke Finisher)berkisar antara 130°C-150°C aspal pen, dan 135°C-155°C bitumen asbuton murni atau modifikasi. Ketika tiba dilokasi aspal harus segera di masukan ke asphal finisher, loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF) dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi dump truck dan asfhalt finisher bergerak searah dengan kecepatan sama dan pastikan dumping asphalt finisher tidak dalam posisi mendorong dump truck.
Gambar 3.4 Proses Pengamparan Aspal
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Tahapan Pekerjaan
Pekerjaan Pondasi
Tahapan-tahapan pekerjaan pondasi, yaitu:
Pembersihan lahan.
Penggalian tanah menggunakan excavator dengan kedalam ±87 cm sesuai dengan kedalaman yang telah direncanakan.
Gambar 3.5 Pekerjaan Galian Tanah
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Kedalaman galian dicek apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan.
Gambar 3.6 Pengecekan Kedalaman Galian
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Galam diletakan pada titik-titik yang telah ditentukan.
Galam ditekan/ditumbuk menggunakan bucket excavator hingga tertancap ke dalam tanah secara keseluruhan.
Gambar 3.7 Pemancangan Cecurucuk Galam
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pemasangan Geotekstil
Tahapan-tahapan pekerjaan pemasangan geotekstil, yaitu:
Geotekstil dihampar secara manual menggunakan tenaga manusia.
Pada sisi kiri dan kanan geotek diberi patok agar geotek tidak tergeser dan tidak langsung tenggelam saat dilakukan pekerjaan timbunan.
Gambar 3.8 Pengamparan Geotekstil
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pekerjaan Timbunan Pilihan Berbutir dan Lapis Pondasi Atas (LPA)
Tahapan-tahapan pekerjaan timbunan dan LPA, yaitu:
Memproduksi agregat yang telah disetujui dan diajukan kepada direksi pekerjaan di quarry.
Agregat tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi penghamparan.
Gambar 3.9 Material diangkut menggunakan dump truck
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Sesampainya di lokasi penghamparan, material ditumpuk pada bebarapa titik yang masing-masing berjarak sekitar ±5 m agar lebih mudah saat meratakan pengamparannya.
Gambar 3.10 Tumpukan Material yang akan diratakan menggunakan excavator
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Agregat dihampar dengan menggunakan excavator yang kemudian diratakan oleh motor grader.
Gambar 3.11 Motor Grader Meratakan Timbunan LPA
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan menggunakan compactor / vibro roller dimana sebelumnya telah dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan dilakukan, kadar air harus dijaga dalam kondisi optimum. Pemadatan oleh vibro roller harus overlapping selebar 35 cm antar area pemadatan.
Gambar 3.12 Vibro Roller memadatkan LPA
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pekerjaan Aspal
Tahapan-tahapan pekerjaan aspal, yaitu :
Aspal diolah pada tempat produksi yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP)
Aspal dibawa menuju lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan ditutup menggunakan terpal.
Sebelum aspal diampar maka terlebih dahulu dilakukan penyemprotan Tack Coat / Lapis Perekat., Bahan AC penetrasi 60/70 atau 80/100. Diencerkan dengan minyak tanah 25 – 30 pph.
Penghamparan menggunakan Asphalt Finisher.
Gambar 3.13 Proses Memasukan Aspal ke alat Aspal Finisher
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Gambar 3.14 Proses Pengamparan Aspal
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Suhu pemadatan awal antara 125°C - 145°C (Aspal Pen), dan 130°C - 150°C (Asbuton Murni atau Modifikasi). Peralatan pemadatan menggunakan roda baja (Tandem Roller) dengan 10 lintasan atau jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui, kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam. Diikuti penyiraman air (Water Sprayer ).
Gambar 3.15 Pemadatan Pertama menggunakan Roda Baja
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Suhu pemadatan antara 90°C - 125°C untuk Aspal Pen dan 95°C - 130°C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi. Peralatan pemadatan berupa penggilas Roda Karet Pneumatic (PTR) dengan 16 lintasan atau jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui. Selama proses pemadatan, roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen, Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Gambar 3.16 Pemadatan Kedua menggunakan Roda Karet Pneumatic (PTR)
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Suhu pemadatan akhir 90°C - 125°C untuk aspal pen dan 95°C - 130°C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi. Peralatan pemadatan penggilas Roda Baja (Tandem Roller), kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Gambar 3.17 Pemadatan Akhir menggunakan Roda Baja
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Pengambilan sample menggunakan Core Drill untuk menguji kepadatan lapisan aspal.
Gambar 3.18 Proses Mengambil sample dengan Core Drill
(sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
3.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu bidang yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di pabrik, atau lokasi proyek. Adapun Kesehatan serta keselamatan kerja sangat penting terhadap moral, legalitas dan finansial. Seperti yang telah tercantum di undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, bahwa tujuan dari adanya keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja serta lingkungan tempat kerja yakni guna mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, dan juga memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan bekerja adalah hal yang wajib diprioritaskan bagi seluruh perusahaan. Untuk menjamin pelaksanaannya, hal ini juga diatur di dalam Undang Undang Ketenagakerjaan. Tujuannya guna membuat standard yang jelas mengenai keselamatan kerja yang di dalamnya terdapat aspek APD. APD atau alat perlindungan diri adalah komponen alat yang mampu memberi perlindungan ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja. Dengan kata lain, APD merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat bekerja. Umumnya, penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko yang harus dihadapi, baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya. Sehingga, diharapkan proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.
Pada proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Anjir Pasar ini sebagian besar pekerja telah mengikuti aturan K3 yang ada dengan menggunakan APD saat sedang bekerja dan juga memasang rambu-rambu peringatan. APD yang biasa digunakan saat dalam proyek konstruksi jalan raya adalah sebagai berikut :
Helm Pengaman (Safety Helmet),
Tujuan menggunakan helm adalah untuk menghindari benturan benda tajam dan berat yang dapat melukai kepala. Selain itu, kepala juga terlindung dari api, percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan radiasi panas.
Kacamata
Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu maupun asap yang dapat membuat mata iritasi, percikan cairan kimia yang umumnya terjadi di dalam laboratorium, atau cahaya yang sangat terang dan panas seperti di area pengelasan.
Sarung Tangan
Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko cedera.
Sepatu Pengaman
sepatu pengaman ini membantu kaki Anda terlindung dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan lain-lain.
Rompi
Salah satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai.
Comments
Post a Comment